Amal-amal yang pahalanya akan terus mengalir meski sudah meninggal dunia?
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim)
Allah memberi
ganjaran sekecil apa pun amal yang kita perbuat. Meski hanya sebesar dzarrah
atau debu:
“Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan
dari sisi-Nya pahala yang besar” [An Nisaa’ 40]
Setiap kebaikan
yang kita lakukan mulai dari kewajiban seperti sholat, puasa, zakat hingga amal
yang sunnah insya Allah akan dibalas Allah pahala yang berlipat ganda.
Bahkan ada orang
yang karena mampu setiap tahun pergi berhaji atau umrah dengan berharap
mendapat pahala yang besar. Sesungguhnya itu baik. Namun sayangnya saat kita
meninggal, kita tidak akan mendapat pahala itu lagi. Saat kita mati, terputus
amal kita selain 3 amal yang di atas.
Oleh karena itu
agar pahala kita terus mengalir meski kita telah tiada, hendaknya kita berusaha
mengerjakan 3 amal yang di atas. Bagaimana pun kita tidak tahu berapa banyak
dosa atau maksiyat yang telah kita perbuat. Berapa banyak orang yang kita
sakiti. Jadi kalau pahalanya pas-pasan, bisa jadi akhirnya kita terjerembab ke
neraka jahannam.
Sedekah Jariyah
1) ilmu yang
bermanfaat,
2) doa anak
sholeh,
3) sedekah
jariyah (wakaf),
4) menanam pohon
kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan,
5) mewakafkan
buku, kitab atau Al Qur’an,
6) berjuang dan
membela Islam
7) membuat
sumur,
8) membuat
irigasi,
9) membangun
tempat penginapan bagi para musafir,
10) membangun
tempat ibadah dan belajar.
Itu hanya contoh
kecil saja. Tentu saja sedekah jariyah tidak terbatas pada hal yang di atas.
Segala hal yang bermanfaat yang bisa dinikmati masyarakat umum seperti
membangun jalan, jembatan, website atau TV yang bermanfaat insya Allah
pahalanya akan terus mengalir kepada kita selama yang kita bangun itu masih
memberikan manfaat.
Menanam pohon
mangga atau pohon kurma sehingga buahnya bisa dinikmati atau pun pohon yang
rindang seperti pohon Beringin sehingga orang bisa berteduh pun bisa
mendapatkan pahala.
Membangun masjid
pun pahalanya amat besar dan tetap akan mengalir selama masih ada orang yang
memakainya untuk beribadah:
Hadits
riwayat Usman bin Affan ra: ”Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena
mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah
rumah di surga. (H.R Bukhari dan Muslim)
Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu akan
bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu mengamalkannya. Kemudian kita
ajarkan ke orang lain. Jika orang yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya,
insya Allah kita akan mendapat pahala meski kita telah tiada.
Kita bisa
menjadi guru, dosen, atau mendirikan sekolah/pesantren sehingga ilmu yang
bermanfaat bisa diajarkan ke orang banyak.
Di zaman
sekarang ini kita bisa mengajarkan ilmu ke banyak orang sekaligus. Dengan
membuat buku yang bermanfaat, kita dapat membayangkan bagaimana kalau ada 1
juta orang yang membaca buku tersebut dan mengamalkannya.
Dengan membuat
website yang berisi ilmu yang bermanfaat misalnya website Islam sehingga
puluhan ribu orang bisa membaca dan mengamalkan ilmunya, insya Allah juga akan
mendapat pahala. Jika ada orang yang meng-copy-paste tulisan anda, jangan
sedih. Justru mereka membantu menyebarkan ilmu anda sehingga jika website anda
tutup karena anda tidak membayar sewa domain atau hosting, ilmu anda tetap
tersebar dan dinikmati orang lain.
Mendirikan TV
Islam atau TV Komunitas yang bisa memberikan ilmu yang bermanfaat pun insya
Allah akan mendapat pahala.
Bagaimana jika
kita bukan orang yang pintar atau ilmu kita cetek? Jangan sedih. Dengan
membantu ulama sehingga ilmunya tersebar, membantu penerbitan buku yang
bermanfaat, membantu pembuatan dan pemeliharaan website atau TV Islam juga bisa
membuat anda ikut mendapat pahala. Karena Allah menghitung setiap amal yang kita
lakukan sekecil apa pun amal itu!
“…Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al Maa-idah 2]
Rasulullah saw. bersabda:
عن أبي موسى الأشعري ـ رضي الله عنه ـ عن النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ قال : ” المؤمن للمؤمن كالبنيان ، يشد بعضه بعضاً ، ثم شبك بين أصابعه ، وكان النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ جالساً ، إذ جاء رجل يسأل ، أو طالب حاجة أقبل علينا بوجهه ، فقال : اشفعوا تؤجروا ، ويقضي الله على لسان نبيه ما شاء ” . رواه البخاري ، ومسلم ، والنسائي
Dari Abu Musa Al Asy’ari
ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:
“Orang
mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan
sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya.
Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta
bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia, maka
kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa
yang dikehendaki.” Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa’i.
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barangsiapa
yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan
mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].
Jadi jika kita
turut andil dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat, insya Allah, Allah akan
melihatnya.
Anak Soleh yang Mendoakannya
Jika kita punya
anak soleh yang mendoakan kita, insya Allah kita akan mendapat pahala juga
karena kita telah berjasa mendidik mereka sehingga jadi anak yang saleh.
Oleh karena itu
jika kita diamanahi anak oleh Allah, hendaknya kita didik mereka sebaik mungkin
hingga jadi anak yang saleh. Seorang ibu jangan ragu untuk meninggalkan
pekerjaannya di kantor agar bisa fokus mendidik anaknya.
Lalu bagaimana
jika kita tidak punya anak kandung?
Di situ tidak
dijelaskan apakah anak saleh itu anak kandung atau bukan. Jadi jika kita
memelihara anak yatim pun kita tetap akan dapat pahala jika mereka jadi anak
yang saleh dan mendoakan kita.
Dari Abu
Ummah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membelai kepala anak
yatim karena Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap
rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim
perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga seperti ini,
Rasulullah SAW mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari
tengahnya.” (Hadis riwayat Ahmad)
Paling tidak
jika ada anak dari saudara kita atau sepupu kita, santuni mereka. Bantu mereka.
Menyumbang ke
keluarga miskin yang ada anaknya pun atau panti asuhan insya Allah bisa
mendapatkan pahala.
Sedekah merupakan hal yang sunah
(menurut Alquran dan Hadist) dilakukan bagi siapa saja. Terutama, bagi mereka
yang mampu. Sedekah itu sangat banyak macamnya mulai dari sedekah dalam bentuk
barang maupun dalam bentuk lainnya. Tahukah kamu bahwa senyum adalah bentuk
dari sedekah? Benar sekali, senyum adalah jenis sedekah yang paling mudah untuk
dilakukan. Berikut beberapa kata motivasi tentang sedekah yang akan membuatmu
lebih bersemangat dalam bersedekah.
Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Sedekah
berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah berarti
dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan
bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain. Karena
itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut sedekah sebagai
‘burhan’ (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ
أَوْ
عَلَيْكَ
“Shalat adalah cahaya, sedekah
merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi
pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).
Sedekah disebut ‘burhan’ karena
sedekah merupakan bukti kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah
identik dengan sifat seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa
yang dimiliki identik dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah
menceritakan sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang
beriman memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ
مَا
رَزَقْنَاكُمْ مِنْ
قَبْلِ
أَنْ
يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ
لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى
أَجَلٍ
قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ
Infakkanlah sebagian dari apa yang
Aku berikan kepada kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia
meng-iba: “Ya Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa
bersedekah dan aku menjadi orang shaleh.”
(QS. Al-Munafiqun: 10).
Untuk itulah, seorang hamba hanya
akan mendapatkan hakekat kebaikan dengan bersedekah, memberikan apa yang dia
cintai. Allah berfirman,
لَن
تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى
تُنفِقُواْ مِمَّا
تُحِبُّونَ
“Kalian tidak akan mendapatkan
kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
0 comments:
Posting Komentar